Rabu, 24 Desember 2008

Syukur

Limphartea
Emas menggunung dalam petinya
Sebanyak butir pasir
Sekaya garam dalam laut mati
Sesuap makannya
Puluhan suap bagi fakir
Namun tak pernah terpenuhi
Hidup demi kebahagiaan fana
Harta Dunia

Shepuria
Peti diisi sarang laba-laba
Tak ada emas menyala
Untuk menerangi hitam bagai batu bara
Yang diterimanya
Yang dilahapnya
Hati puas tiada tara
Hidup demi kemenangan nyata
Rahmat Tuhan yang kuasa

Selasa, 23 Desember 2008

Happy yang minta (Terpaksa mengerjakan)

Akibat dari Happy:


Nih Muka gua yang beler

Nohhhhhhhhh...

UNTUK YANG DITULIS SILAHKAN
1. happy 2. Happy 3.Happy 4.Happy 5. Happy 6.Happy 7. Happy 8. Happy 9.Happy 10. Papin


This is the rules : take a recent photo of yourself or take a picture of yourself RIGHT NOW. don't change your clothes, don't fix your hair, just take a picture post that picture with no editing post this instruction with your picture tag 10 people to do this




ANOTHER HOMEWORK


the rules. here it is:
1. Put the award logo on your blog
2. Add the link of the person who gave this award
3. Nominate another seven
4. Leave message to the nominees

my nominees goes to:
1. Happy -- 2. Happy -- 3. Happy -- 4. Happy -- 5. Happy -- 6. Happy -- 7. Papin



PR LAGI! BELOM KELAR TERNYATA


aturannya:
1. Everyone who get this award are obliged to write their recent love story & these rules in their new post.
2. Everyone who get this award are obliged to tag 7 of your friends who have an unique love story to be shared then they must do what you do as well.

jawabannya : 

Wow 8 bulan bos! lama juga ya, hubungan yang menyenangkan merumitkan namun seimbang antar dua insan manusia. Semoga akan banyak muncul manfaat positif, yang berguna bagi dunia akhirat hehe,,,

and i obligated to gave this to;

1. Happy  2. Happy 3. Happy 4. Happy 5. Happy 6. Happy 7.Happy

Kalo ga ngerjain nanti bakal mendapat hal-hal seperti

"Tenang ga akan ada yang mandul habis ini"

Rabu, 17 Desember 2008

Materi (bagian 1)

Matahari telah terbenam di batas cakrawala, langit telah gelap. Suara saya melemah, setelah menariknya secara terus menerus kemarin, latihan untuk kompetisi grup musik. Empat orang teman saya pergi dari tempat itu, dengan kendaraan bermotornya masing-masing. Pada hari itu saya akhirnya harus kembali ke rumah dengan jasa angkutan umum. Tepat di samping pangkalan angkutan umum berdiri sebuah restoran cepat saji, nafsu tergerak untuk mendatanginya, tanpa ada perlawanan atau bisikan penolakan untuk menghentikannya.

Kaki saya terus menapak hingga berhenti di depan kasir. Saya melihat daftar menu dan melihat isi dompet saya yang berisi sekitar tiga puluh lima ribu rupiah. Saya memesan sebuah makanan yang harganya sekitar sembilan belas ribu rupiah, tanpa penyesalan saya keluarkan selembar kertas hijau bertuliskan 20.000 rupiah. Lalu saya serahkan ke kasir kertas yang disebut uang itu. Dua buah daging yang berbalut roti di kemas rapih di dalam bungkus yang kasir berikan, setelah lima menit berlalu.

Saya kuliti bungkus dari kertas itu. Saya lahap daging, sayuran dan olesan mayonaise dengan balutan roti tebal tersebut. Rasa bersalah kemudian muncul atas uang yang terbuang. Saya pun berjalan kembali ke pangkalan angkutan umum menanti angkutan umum. Benih rasa bersalah kedua tumbuh begitu cepat, saya melahap makanan itu seperti tak peduli krisis dan kemiskinan yang terjadi. Harga makanan yang saya lahap itu pasti lebih dari uang yang mereka habiskan untuk makan sehari-hari, kesenjangan di negara ini benar-benar tinggi. Rasa solidaritas terlupa dan terbuang seiring kepuasan pribadi yang memuncak. Terketuklah kepala saya dengan rasa bersalah ketiga, bagaimana bila seorang tak mampu melihat saya makan dengan nikmatnya, di sampingnya melahap dengan nikmat makanan mahal itu. Padahal saya bisa membeli sesuatu yang lebih memenuhi kebutuhan manusiawi saya, dengan harga yang jauh lebih murah dan rasa yang nikmat. Andai saja saya lebih dapat mengenadlikan diri dalam menahan bujuk rayu nafsu, pasti uang itu akan menjadi lebih bermanfaat. Sayang, guilotine telah menebas kepala terpidana. Makanan itu telah habis sebelum saya duduk di dalam angkutan umum. Kosong, itulah kondisi mobil berwarna biru muda bertuliskan 26 yang akhirnya saya tumpangi.

Selasa, 09 Desember 2008

Perjuangan

Assalamualaikum wr wb

Saya merasa sudah mendapatkan otak saya kembali akhir-akhir ini, setelah ia pergi! Kabur! Enyah! Otak saya benar-benar seperti reaksi kimia, terus berputar-putar terpengaruh suhu dan tekanan.

Remaja memang pantas diandai-andaikan seperti itu, terus menerus bereaksi, merubah diri mereka demi sebuah adaptasi atau kedewasaan, berubah menjadi sesuatu yang baru.

Saya terkadang kehilangan kendali atas diri saya, saya terkadang membiarkan diri saya lepas dalam kenikmatan dan terlupa. Namun posisi ketika tidak peduli hanya merupakan sebuah kebohongan, hanya bagai daun ganja, yang ketika kau hisap, kau akan melihat wanita telanjang datang menghampiri, larut dalam kenikmatan semu yang tak berarti sementara dunia sekitar terguncang naik turun. Setiap hisapannya membuatmu tergila-gila, hingga kau rela mati untuknya. 

Menggapai tujuan membuat kita lelah, kelelahan itu membuat kita ingin berlari dari apa yang kita kejar di depan sana, menghentakan kaki ke tanah dengan langkah panjang yang cepat, ke sebuah pemanjaan yang bodoh dan sia-sia, yang hanya mengunci jiwa dalam penjara kenikmatan laknat. Pada akhirnya tujuan itu mundur ke belakang, tepat ke tempat kita berada dalam kebahagiaan semu

Semangat untuk maju itu naik-turun, transversal seperti detak jantung. Namun bukan berarti hal tersebut, menjadi sebuah alasan kita untuk berhenti melangkah dan pasrah.

Sungguh Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum kecuali bila kaum yang bersangkutan berusaha mengubah sendiri keadaanya (Ar Rad : 11)

Jadi apa yang anda pilih? Pasrah? Terkurung dalam nikmat semu? atau MAJU KEDEPAN!

Wasalamualaikum wr wb

* tidak ada ilustrasi